Langsung ke konten utama

Makalah Persaingan Monopolistis dan Oligopoli

PERSAINGAN MONOPOLISTIS

Adalah suatu pasar di mana terdapat banyak produsen yang menghasilkan barang yang berbeda corak (differentiated products). Pada dasarnya adalah pasar yang berada di antara dua jenis pasar yang ekstrem, yaitu persaingan sempurna dan monopoli. Oleh sebab itu sifat‑sifatnya mengandungi unsur‑unsur sifat pasar monopoli, dan, unsur‑unsur sifat pasar persaingan sempurna.


Pasar kosmetik merupakan contoh pasar monopolistik. Di Indonesia, pasar ini dikuasai oleh beberapa produsen seperti sari ayu dan mustika ratu.


I.          CIRI-CIRI PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIS
1.      Terdapat Banyak Penjual
Meskipun demikian, pasar ini tidak memiliki produsen atau penjual sebanyak pasar persaingan sempurna dan tidak ada satu pun produsen yang mempunyai skalaproduksi yang lebih besar dari produsen lainnya.



Pasar ini menawarkan produk yangcenderung sama, namun memiliki perbedaan-perbedaan khusus dengan produk lainnya, misalnya dari cara pengemasan, pelayanan yangdiberikan dan cara pembayaran.
3.      Produsen Dapat Mempengaruhi Harga
Berbeda dengan PasarPersaingan Sempurna, dimana harga terbentuk berdasarkan mekanisme pasar, maka pasar monopolistik dapat mempengaruhi harga meskipun tidak sebesar pasar oligopoli dan monopoli.
4.      Produsen Dapat Keluar Masuk Pasar
Hal ini dipengaruhi oleh labaekonomis, saat produsen hanya sedikit di pasar maka laba ekonomisnya cukup tinggi. Ketika produsen semakin banyak dan laba ekonomis semakin kecil, maka pasar menjadi tidak menarik dan produsen dapat meninggalkan pasar.
5.      Promosi Penjualan Harus Aktif 
Pada pasar ini harga bukan merupakan pendongkrak jumlah konsumen, melainkan kemampuan perusahaan menciptakan citra baik dimata konsumen, sehingga dapat menimbulkanfanatisme terhadap produk. Karenanya, iklan dan promosi memiliki peran.

II.          KESEIMBANGAN DALAM PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIS

          Kurva permintaan yang dihadapi oleh perusahaan dalam persaingan monopolistis adalah lebih elastis dari yang dihadapi monopoli tetapi elastisitasnya tidak sampai mencapai elastis sempurna yaitu kurva permintaan yang sejajar sumbu datar yang merupakan kurva permintaan yang dihadapi suatu perusahaan dalam persaingan sempurna. Maka pada hakikatnva kurva permintaan ke atas barang produksi perusahaan dalam persaingan monopolistis adalah bersifat menurun secara sedikit demi sedikit (lebih mendatar dan bukan turun dengan curam). Kurva permintaan yang bersifat seperti ini berarti : (i) apabila perusahaan menaikkan harga maka jumlah barang yang dijualnya menjadi sangat berkurang, dan sebaliknya (ii) apabila perusahaan menurunkan harga maka jumlah barang yang dijualnya menjadi sangat bertambah.

          Kurva hasil penjualan marginal (MR) tidak berimpit dengan kurva permintaan. Dalam persaingan monopolistis kurva MR adalah sama seperti yang terdapat dalam monopolistis, yaitu kurva tersebut terletak bawah kurva permintaan.

A.  Keseimbangan Jangka Pendek

 Oleh karena kurva permintaan adalah menurun sedikit demi sedikit, sebagai akibatnya kurva MR tidak berimpit dengan kurva permintaan keseimbangan yang dicapai suatu perusahaan dalam pasar persaingan monopolistis adalah sama dengan di dalam monopoli. Bedanya, di dalam monopoli yang dihadapi adalah  permintaan dari seluruh pasar, sedangkan dalam persaingan monopolistis, permintaan yang dihadapi perusahaan adalah sebagian dan keseluruhan permintaan pasar.

Gambar 1
memperoleh keuntungan.jpg

Keseimbangan Perusahaan Persaingan Monopolistis Dalam Jangka Pendek yang Memperoleh Keuntungan
Gambar 1 adalah keadaan dimana perusahaan memperoleh keuntungan. Keuntungan yang maksimum akan diperoleh apabila perusahaan memproduksi pada tingkat di mana keadaan MC = MR tercapai. Maka keuntungan maksimum tercapai apabila jumlah produksi adalah Q dan pada tingkat produksi ini tingkat harga adalah P. Segi empat PABC menunjukkan jumlah keuntungan maksimum yang dinikmati perusahaan monopolistis itu.
Gambar 2mengalami kerugian.jpg

Keseimbangan Perusahaan Persaingan Monopolistis Dalam Jangka Pendek yang Memperoleh Kerugian

Dalam gambar 2 yang ditunjukkan adalah keadaan di mana perusahaan mengalami kerugian. Kerugian akan dapat diminimumkan apabila keadaan MC = MR tercapai. Ini berarti perusahaan harus mencapai tingkat produksi sebanyak Q, Pada tingkat produksi ini harga mencapai P. Besarnya kerugian yang diderita digambarkan oleh kotak PABC

B.  Keseimbangan Jangka Panjang

Keuntungan lebih dari normal yang ditunjukkan dalam Gambar 9.1 (i) akan menarik perusahaan‑perusahaan baru untuk masuk ke dalam industri tersebut. Dalam persaingan monopolistis tidak terdapat hambatan kepada perusahaan‑perusahaan baru. Maka keuntungan yang melebihi normal akan menyebabkan pertambahan dalam jumlah perusahaan di pasar. Sebagai akibatnya setiap perusahaan akan menghadapi permintaan yang semakin sedikit pada berbagai tingkat harga. Ini berarti kemasukan perusahaan baru akan menggeser kurva permintaan DD (dan tentunya juga kurva hasil penjualan marginal MR) ke sebelah kiri, yaitu seperti ditunjukkan oleh anak panah dalam Gambar 9.1 (i). Kemasukan perusahaan baru, dan perpindahan kurva DD dan MR ke kiri, akan terus berlangsung sehingga perusahaan hanya mendapat keuntungan normal saja. Dengan demikian, seperti halnya dengan perusahaan dalam pasar persaingan sempurna, dalam persaingan monopolistis setiap perusahaan hanya mendapat keuntungan normal di dalam jangka panjang.

Gambar 3
                Keseimbangan Perusahaan Persaingan Monopolistis Dalam Jangka Panjang
keseimbangan jangka panjang.jpg
         
Gambar 3 menunjukkan keseimbangan perusahaan monopolistis di dalam jangka panjang.   Produksi berjumlah QL dan pada tingkat produksi ini tingkat harga adalah PL. Dapat dilihat bahwa PL sama dengan biaya total rata‑rata, yang berarti bahwa perusahaan hanya memperoleh untung normal.

Keseimbangan seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 1, tidak akan wujud dalam jangka   panjang. Perusahaan yang mengalami kerugian tidak akan meneruskan kegiatannya, mereka akan meninggalkan industri tersebut. Dengan demikian jumlah perusahaan di dalam pasar semakin lama menjadi semakin sedikit. Sebagai akibatnya dalam jangka panjang permintaan yang dihadapi setiap perusahaan menjadi lebih besar ciri semula. Di dalam grafik pertambahan permintaan ini digambarkan dalam bentuk pergeseran kurva permintaan dan kurva hasil penjualan ke sebelah kanan. Dengan demikian dalam Jangka panjang kurva DD dan MR pada Gambar 2, akan pindah ke kanan, yaitu ke arah yang ditunjukkan oleh anak panah. Pergeseran itu akan terus berlangsung sehingga perusahaan mendapat keuntungan normal, yaitu seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 3. karena tidak menderita kerugian lagi perusahaan‑perusahaan tidak akan meninggalkan industri tersebut, tetapi juga ketiadaan keuntungan yang melebihi normal tidak akan menarik kemasukan perusahaan baru.

 III.     PENILAIAN KE ATAS PERSAINGAN MONOPOLISTIS
A.    Efisiensi Dalam Menggunakan Sumber Daya
Untuk menilai sampai di mana efisiensi pasar persaingan monopolistis di dalam mengalokasikan sumber‑sumber daya, akan dibuat suatu perbandingan dengan efisiensi perusahaan dalam pasar persaingan sempurna. Perbandingan tersebut ditunjukkan di dalam Gambar 1. yang menunjukkan keseimbangan suatu perusahaan dalam pasar persaingan sempurna dan gambar 2 keseimbangan suatu perusahaan dalam pasar persaingan monopolistis. Kedua keadaan keseimbangan tersebut adalah di dalam jangka panjang. Dalam membuat perbandingan tersebut biaya produksi dalam perusahaan persaingan sempurna dan perusahaan monopolistis  bersamaan. Dengan demikian  ACS = ACm dan MCS = MCm
Keadaan dalam Gambar 1 menunjukkan bahwa:
1.      Biaya produksi per unit adalah pada tingkat yang paling minimum, Biaya per unit adalah Ps.
2.      Harga yang berlaku di pasar adalah PS.
3.      Jumlah barang yang diproduksikan adalah Qs.

Sedangkan keadaan dalam Gambar 2  menunjukkan bahwa:
1.      Biaya produksi per unit perusahaan monopolistis adalah lebih tinggi dari biaya produksi per unit yang paling minimum. Biaya per unit adalah Pm.
2.      Harga yang berlaku di pasar adalah Pm.
3.      Jumlah barang yang diproduksikan adalah Qm.




Gambar 4
Efisiensi Penggunaan Sumber-Sumber Daya
Gambar 5

Efisiensi Penggunaan Sumber-Sumber Daya

Kesimpulan pokok yang dapat dibuat dari membuat perbandingan tersebut adalah: walaupun perusahaan persaingan sempurna dan perusahaan monopolistis sama‑sama mendapat keuntungan normal, tetapi dalam perusahaan monopolistis biaya produksi per unit lebih tinggi, harga barang lebih tinggi, dan jumlah produksi lebih rendah (sehingga menyebabkan kapasitas memproduksi yang digunakan adalah di bawah tingkat yang optimal).
Kesimpulan di atas menunjukkan bahwa perusahaan persaingan sempurna adalah lebih efisien dari perusahaan monopolistis di dalam ­menggunakan sumber‑sumber daya. Baik ditinjau dari sudut efisiensi produktif (seperti telah diterangkan ia dicapai apabila biaya produksi per unit adalah yang paling minimum), maupun dari sudut efisiensi alokatif (ia dicapai apabila harga sama dengan biaya marginal) perusahaan dalam persaingan sempurna adalah lebih efisien dari perusahaan dalam persaingan monopolistis.
B.     Efisiensi Dan Diferensiasi Produksi
Telah diterangkan dalam analisis sebelum ini bahwa barang‑barang yang dihasilkan oleh perusahaan‑perusahaan persaingan monopolistis bersifat berbeda corak, yaitu ia berbeda dari segi mutu barangnya, pembukusannya, dan pelayanan setelah penjualan. Perbedaan‑perbedaan ini menyebabkan para konsumen mempunyai pilihan yang lebih baik dari pilihan yang dapat dibuat mereka di dalam pasar persaingan sempurna. Pilihan lebih baik, ini dapatlah dipandang sebagai kompensasi kepada penggunaan sumber‑sumber daya yang kurang efisien seperti yang baru saja diterangkan.
Persoalannya sekarang adalah: manakah yang lebih baik kepada masyarakat? Barang yang diproduksikan secara efisien sehingga dapat dijual dengan harga murah? Ataukah harga yang lebih mahal sedikit tetapi masyarakat dapat menentukan barang yang akan dikonsuminya dan pilihan jenis barang yang lebih banyak? Ini merupakan persoalan normatif, yang jawaban sangat tergantung kepada value judgment masyarakat tersebut. Sekiranya mereka lebih menyukai harga yang murah, maka kekurangan pilihan tidak dipandang sebagai suatu yang merugikan. Sebaiknya, apabila masyarakat menginginkan pilihan barang yang lebih banyak, sehingga dapat dibuat pilihan yang lebih tepat, harga yang lebih tinggi sedikit tidaklah perlu terlalu dirisaukan.
C.  Perkembangan Teknologi Dan Inovasi
Sampai di manakah persaingan monopolistis akan mendorong perkembangan teknologi dan inovasi? Pada umumnya ahli ekonomi berpendapat bahwa pasar persaingan monopolistis memberikan dorongan yang sangat terbatas untuk melakukan perkembangan teknologi. Terbatasnya dorongan tersebut disebabkan karena dalam jangka panjang perusahaan hanya memperoleh keuntungan normal. Keuntungan yang melebihi normal di dalam jangka pendek dapat mendorong kepada kegiatan mengembangkan teknologi. Tetapi dorongan tersebut adalah sangat lemah karena perusahaan-perusahaan menyadari bahwa keuntungan yang diperoleh dari mengembangkan teknologi dan melakukan inovasi tidak dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama. Keuntungan melebihi normal yang diperoleh akan mendorong perusahaan‑perusahaan lain untuk masuk ke industri tersebut, dan ini akan terus berlangsung sehingga keuntungan melebihi normal tidak ada lagi. Maka dalam jangka panjang keuntungan yang diperoleh dari perkembangan teknologi dan melakukan inovasi tidak dapat lagi dinikmati.


D.  Distribusi pendapatan
Banyaknya produsen yang bersaing pada pasar persaingan monopolistik mengakibatkan distribusi pendapatan akan seimbang. Asumsinya, ketika suatu produsen mampu menghasilkan keuntungan melebihi normal pada jangka waktu pendek, maka hal ini akan menarik beberapa produsen lain untuk memproduksi produk yang sama. Ketika banyak produsen yang dapat memperoleh keuntungan berarti tidak ada lagi yang produsen yang mendapatkan keuntungan lebih melainkan keuntungannya sama, karena keuntungannya sudah terbagi-bagi dengan banyaknya produk. Berdasarkan kecenderungan ini, para ekonom berpendapat bahwa pasar persaingan monopolistik menimbulkan corak distribusi pendapatan yang lebih merata.
4.  PERSAINGAN BUKAN HARGA
Persaingan bukan‑harga pada hakikatnya mengandung arti usaha‑usaha di luar perubahan  harga yang dilakukan oleh perusahaan untuk menarik lebih banyak pembeli ke atas barang yang diproduksinya. Maka pada hakikatnya usaha‑usaha untuk melakukan persaingan bukan‑harga bertujuan untuk memindahkan kurva permintaan ke kanan. Perpindahan itu berarti pada sedap tingkat pendapatan dan kesempatan kerja, jumlah barang yang diminta menjadi bertambah banyak. Persaingan bukan‑harga dapat dibedakan kepada dua jenis:
· Diferensiasi produksi, yaitu menciptakan barang sejenis tetapi berbeda coraknya dengan produksi perusahaan-perusahaan lain.
· Iklan dan berbagai bentuk promosi penjualan.
Di dalam persaingan monopolistis dan oligopoly, persaingan bukan harga sangat aktif dilakukan. Di dalam dua pasar yang telah diuraikan terlebih dahulu, yaitu persaingan sempurna dan monopoli persaingan bukan­ harga tidak begitu dipentingkan. Untuk monopoli alasannya tidak sukar untuk dicari, yaitu karena perusahaan monopoli tidak mempunyai saingan. Dalam persaingan sempurna, persaingan bukan harga tidak dilakukan karena barang yang diproduksikan perusahaan-perusahaan adalah serupa atau identical. Para pembeli tidak dapat membedakan di antara produksi yang ciptakan suatu perusahaan dengan perusahaan lain. Oleh sebab itu tidak ada gunanya kepada sesuatu perusahaan untuk menarik lebih banyak pembeli dengan cara persaingan bukan harga. Para pembeli tidak akan dapat mengetahui manakah barang yang dihasilkan oleh perusahaan yang menjalankan persaingan bukan‑harga.
A.    Diferensiasi Produksi
Setiap dalam pasar persaingan monopolistis akan berusaha untuk memproduksikan barang yang mempunyai sifat yang khusus, dan yang dapat dengan jelas dibedakan dari produksi perusahaan‑perusahaan lainnya. Maka di dalam pasar akan terdapat berbagai barang yang dihasilkan suatu industri yang mempunyai corak, mutu, desain, mode, dan merek yang berbeda‑beda. Terdapatnya berbagai variasi dari sesuatu jenis barang adalah sifat istimewa dari pasar persaingan monopolis, yang tidak terdapat dalam pasar persaingan sempurna. Seperti telah diterangkan sebelum ini, dalam pasar persaingan sempurna, barang yang dihasilkan dan diperjualbelikan adalah sepenuhnya serupa (identical). Terdapatnya barang yang beraneka ragam coraknya di pasar persaingan monopolistis menimbulkan keuntungan kepada perusahaan mau pun kepada para konsumen.
Kepada setiap perusahaan, barang yang berbeda‑beda sifatnya tersebut akan menjadi daya penarik khusus ke atas barang yang diproduksikannya. Segolongan konsumen tertentu akan lebih suka membeli barangnya (walaupun harganya lebih mahal) kalau dibandingkan dengan barang‑barang yang sejenis yang dihasilkan produsen‑produsen lain. Dengan demikian diferensiasi produksi dapat menciptakan suatu bentuk kekuasaan monopoli. Dengan menghasilkan suatu barang tertentu yang berbeda dari barang lainnya, perusahaan menciptakan suatu penghambat kepada perusahaan‑perusahaan lain untuk menarik para langganannya. Diferensiasi produksi memungkinkan seorang produsen dalam pasar monopolistis untuk tetap menjual produksinya (tetapi jumlahnya semakin sedikit) apabila menaikkan harga. Tetapi sebaliknya, produsen itu dapat menarik sebagian dari langganan perusahaan‑perusahaan lain, sekiranya penjualan barangnya,
Kepada para konsumen, barang yang sejenis tetapi berbeda tersebut menimbulkan suatu keuntungan pula, yaitu pilihan mereka untuk membeli sesuatu barang menjadi lebih beraneka ragam. Ini memungkinkan ­mereka memilih barang yang benar‑benar sesuai dengan keinginan. Seperti telah disinggung sebelum ini, ahli‑ahli ekonomi banyak‑ yang memandang pilihan yang beraneka ragam itu sebagai suatu kompensasi terhadap ketidak efisienan persaingan monopolistis di dalam menggunakan, sumber‑sumber daya.
B.      Promosi Penjualan Melalui Iklan
Di dalam perusahaan-perusahaan modem kegiatan mempersiapkan dan mernbuat iklan adalah suatu bagian penting dari usaha untuk memasarkan hasil produksinya. Pengeluaran yang dilakukan perusahaan‑perusahaan untuk pengiklanan meliputi jumlah yang cukup besar yang adakalanya menimbulkan pertambahan yang nyata kepada biaya produksi.
Perusahaan‑perusahaan melakukan kegiatan pengiklanan untuk mencapai salah satu atau gabungan dari tiga tujuan yang dinyatakan di bawah ini :
1.      Untuk memberikan informasi mengenai produk.
Iklan seperti ini dilakukan untuk memberikan penerangan kepada konsumen akan suatu produk. Iklan itu mungkin untuk barang yang telah lama ada, atau untuk barang yang haru saja dikembangkan. Iklan seperti ini dinamakan iklan memberi penerangan atau information advertising.
2.      Untuk menekankan kualitas suatu produk secara persuasif.
Iklan seperti ini dilakukan untuk menerangkan kepada konsumen akan kualitas yang sangat baik dari sebuah produk. Beberapa bentuk Iklan, bertujuan untuk terus menerus mengingatkan para konsumen bahwa barang tersebut ada di pasar. Iklan seperti ini dinamakan iklan untuk bersaing atau competitive advertising. Tanpa iklan seperti ini, konsumen dapat berubah sikapnya dan menjadi langganan. perusahaan lain yang menghasilkan barang yang sama yang selalu diiklankan.
3.      Untuk memelihara hubungan baik dengan para konsumen
Iklan tersebut lebih berbentuk memperkenalkan perusahaan tersebut mengenai, kegiatan‑kegiatan yang dilakukannya. Iklan mengenai hasil‑hasil produksinya adalah begitu ditekankan. Iklan ini juga dilakukan untuk menghindari larangan pengiklanan yang dilakukan pemerintah (misalnya iklan rokok)

Dari ketiga jenis iklan ini, yang dilakukan perusahaan dalam­ pasar persaingan monopolistis adalah jenis iklan yang pertama dan iklan jenis pertama terutama digunakan pada waktu perusahaan memperkenalkan hasil-hasil produksinya yang baru. Sedangkan iklan jenis kedua digunakan untuk mempertahankan kedudukannya di pasar.

5.    KEBAIKAN DAN KEBURUKAN PENGIKLANAN
Di dalam menilai apakah iklan memberikan manfaat kepada masyarakat, terdapat berbagai pendapat. Segolongan, orang berkeyakinan bahwa iklan merupakan suatu penghamburan karena biaya produksi bertambah sedangkan konsumen tidak menerima kenikmatan tambahan dari barang yang dipromosikan melalui kegiatan pengiklanan. Pengiklanan tidak menambah atau memperbaiki mutu suatu barang. Segolongan lain berpendapat bahwa iklan memberikan sumbangan yang positif kepada masyarakat karena ia dapat menurunkan biaya produksi per unit. Di samping oleh perbedaan pendapat mengenai pengaruh iklan ke atas biaya produksi dan harga, perbedaan pendapat mengenai kegunaan iklan dikemukakan berdasarkan beberapa argumen lain. Beberapa argumen penting dalam perdebatan tersebut diterangkan di bawah ini.
A.     Iklan Dan Biaya Produksi
Adakah iklan akan menaikkan atau menurunkan biaya produksi per unit? Keduanya mungkin berlaku, dan ia tergantung kepada perubahan permintaan yang terjadi sebagai akibat kegiatan pengiklanan yang dilancarkan. Apabila permintaan menjadi sangat bertambah elastis, besar kemungkinan biaya produksi per unit akan menjadi lebih rendah. Tetapi kemungkinan ini tidak banyak berlaku, dan ini berarti bahwa pada umumnya iklan akan menimbulkan kenaikan biaya produksi. Perbedaan pendapat mengenal pengaruh iklan kepada biaya produksi dan harga dapat diterangkan dengan menggunakan Garnbar 6.
Biaya rata‑rata jangka panjang dari suatu perusahaan monopolistis sebelum melakukan kegiatan pengiklanan adalah AC. Permintaan ke atas barang yang diproduksi oleh perusahaan itu adalah D1. Maka keseimbangan jangka panjang perusahaan monopolistis tersebut dicapai pada titik A, dan keseimbangan ini menunjukkan bahwa harga pasar mencapai P1 dan jumlah barang yang ikan diproduksikan perusahaan monopolistis tersebut adalah Q1.














Gambar 6
Pengaruh Iklan ke Atas Biaya Produksi, Harga dan tingkat Produksi

                 
           
Apabila  perusahaan melakukan pengiklanan, biaya produksi menjadi lebih tinggi, dan ini dicerminkan oleh kenaikan kurva biaya rata‑rata dan AC menjadi AC1. Pada waktu yang sama usaha mempromosikan penjualan melalui iklan tersebut menyebabkan permintaan ke atas produksi perusahaan bertambah. Apabila permintaan tersebut bertambah dari D1 ke D2 keseimbangan jangka panjang yang sekarang adalah ditunjukkan oleh titik B1. Dengan demikian iklan telah menyebabkan jumlah barang yang dijual bertambah dari Q1 ke Q2 akan tetapi iklan tersebut menaikkan harga dari P1 menjadi P2. berdasarkan kepada keadaan yang baru diuraikan segolongan hate ekonomi berpendapat bahwa iklan merupakan  penghamburan karena ia menaikkan biaya produksi tanpa membuat suatu perubahan apa pun ke atas bentuk, berat dan mutu suatu barang.
Segolongan ahli ekonomi tidak sependapat dengan kesimpulan di atas dan sebaliknya berpendapat bahwa iklan adalah sangat berguna karena ia akan dapat menurunkan biaya produksi per unit. Promosi penjualan melalui iklan, menurut mereka, akan menyebabkan permintaan berubah dari D1 menjadi D3. Maka keseimbangan jangka panjang dari suatu perusahaan monopolistis yang melakukan kegiatan iklan akan dicapai di titik C. Ini berarti, iklan menaikkan jumlah penjualan yang cukup banyak, yaitu dari Q1 menjadi Q3. Pertambahan penjualan yang banyak ini menyebabkan biaya produksi, per unit semakin rendah, dan memungkinkan perusahaan menjual barangnya pada harga yang lebih rendah dari harga pada waktu belum ada iklan (P1) yaitu harga penjualan yang sekarang adalah P3.
B.     Pandangan Lain Yang Menyokong Pengiklanan
Di samping karana biaya produksi yang mungkin akan menjadi lebih rendah, golongan yang menekankan tentang kebaikan iklan mengemukakan kebaikan berikut:
1.      Pengiklanan membantu konsumen untuk membuat keputusan yang lebih baik di dalam menentukan jenis‑jenis barang yang akan dibelinya.
Dengan iklan perusahaan‑perusahaan dapat menjelaskan kepada konsumen tentang barang baru yang diproduksikan, atau barang lama yang telah ditingkatkan mutunya. Di samping itu iklan dapat menerangkan kepada konsumen tempat‑tempat di mana suatu barang dapat dibeli. Ini mengurangi biaya dan menghemat waktu konsumen untuk mencari barang tersebut.
2.      Iklan akan menggalakkan kegiatan memperbaiki mutu suatu barang.
Dalam mempromosikan barangnya melalui iklan perusahaan berusaha menonjolkan sifat‑sifat istimewa dari barang yang diproduksikannya. Maka iklan memberi dorongan kepada perusahaan untuk mengembangkan hasil produksinya sehingga mempunyai keistimewaan- keistimewaan tertentu kalau dibandingkan dengan barang yang sama yang diproduksikan perusahaan lain.
3   Iklan membantu membiayai perusahaan komunikasi masa seperti radio, televisi, surat
     kabar dan majalah.
Dengan membuat iklan dalam perusahaan‑perusahaan ini sebagian biaya mereka akan dibayar oleh kegiatan pengiklanan. Ini dapat (i) mengurangi subsidi pemerintah untuk membiayai kegiatan penyiaran radio dan televisi, dan (ii) menurunkan harga surat kabar dan majalah, yaitu harganya adalah lebih rendah dari yang akan diterapkan apabila tidak terdapat iklan.
3.      Iklan menaikkan kesempatan kerja.
Telah ditunjukkan sebelum ini bahwa iklan akan menaikkan jumlah produksi. Untuk menambah produksi, lebih banyak pekerja diperlukan. Dengan demikian pengiklanan juga menyebabkan penggunaan tenaga kerja bertambah banyak.

C.    Pandangan Yang Mengkritik Pengiklanan
Selain mendapat sokongan karena menimbulkan beberapa keuntungan bagi perusahaan dan masyarakat, iklan juga menjadi bahan kritik karena memiliki beberapa sifat‑sifat yang negatif. Uraian berikut memberi gambaran tentang  beberapa kritik terhadap pengiklanan:
1.      Promosi secara iklan adalah suatu penghamburan.
Ia menaikkan biaya produksi per unit tanpa menimbulkan perubahan apa pun ke atas suatu barang. Sebelum ini pandangan tersebut telah diterangkan dengan menggunakan grafik. Pengkritik pengiklanan menambah pula, walaupun pengiklanan akan menambah penjualan suatu perusahaan pada waktu yang sama penjualan perusahaan lain berkurang. Dengan demikian kalau ditinjau dari sudut keadaan yang wujud di seluruh pasar, iklan tidaklah menaikkan jumlah barang yang diproduksikan dan dijual kepada konsumen.
2.      Iklan tidak selalu memberi informasi yang betul.
Tidak selalu iklan dibuat dengan jujur, dan menerangkan sifat‑sifat sebenarnya dari barang yang diiklankan. Iklan yang menyatakan bahwa sesuatu barang adalah lebih istimewa dari barang yang sejenis yang tersedia di pasar, akan menarik­ segolongan konsumen untuk tidak menggunakan barang lain yang selalu, dibelinya pada masa lalu. Apabila sifat barang yang dipromosikan melalui Man adalah lebih buruk dari barang yang tidak dikonsumsi lagi oleh konsumen yang bersangkutan, iklan merugikan konsumen tersebut.
3.      Iklan bukanlah suatu cara yang efektif untuk menambah jumlah pekejaan dalam perekonomian.
Terdapat cara lain yang akan dapat menambah jumlah pekerjaan dengan lebih efektif. Misalnya, usaha menambah pekerjaan akan lebih efektif hasilnya dengan menggunakan kebijakan fiskal dan moneter.
4.      Iklan dapat menjadi penghambat kepada perusahaan‑perusahaan baru untuk masuk ke dalam industry.
Apabila kampanye iklan sangat berhasil dan produksi mengalami pertambahan yang sangat besar, perusahaan lain akan mengalami kekurangan permintaan dan efisiensi kegiatannya menurun. Menghadapi kenyataan seperti itu perusahaan‑perusahaan baru menjadi lebih enggan untuk masuk ke dalam industri tersebut.
E.       Pengiklanan Suatu Kesimpulan
Dengan mengemukakan pandangan‑pandangan yang menjelaskan buruk baiknya kegiatan pengiklanan, sekarang dapatlah dibuat penilaian tentang sampai di manakah iklan memberikan sumbangan kepada masyarakat. Sudah jelas bahwa iklan mempunyai beberapa kebaikan yang nyata, tetapi di samping itu kelemahannya dapat dengan mudah ditunjukkan. Maka, untuk memaksimumkan efek positif dari pengiklanan, haruslah efek‑efek buruk yang mungkin timbul dihindarkan. Beberapa langkah penting untuk mencapai tujuan tersebut adalah:
1.      Iklan haruslah terutama bertujuan untuk memberi keterangan yang benar dan jujur mengenai barang yang dipromosikan penjualannya.
2.      Peraturan‑peraturan yang tujuannya mengawasi agar perusahaan-perusahaan membuat lebih banyak iklan yang bersifat memberikan penerangan perlu dibuat.
3.      Kegiatan pengiklanan harus diatur secara demikian rupa sehingga ia tidak menjadi penghambat kepada perusahaan baru untuk masuk ke dalam industri tersebut.

















OLIGOPOLI

Pembahasan mengenai bentuk-bentuk pasar akan diakhiri dalam bab ini dengan menguraikan tentang pasar oligopoli, yaitu pasar yang terdiri dari hanya beberapa produsen saja. Ada kalanya pasar oligopoli terdiri dari dua perusahaan saja, pasar tersebut dinamakan duopoli.
Menerangkan tentang sikap seorang pengusaha di didalam pasar oligopoli adalah lebih sukar daripada menerangkan sikap pengusaha di pasar-pasar lainnya. Ini disebabkan karena tidak terdapat keseragaman dalam sifat-sifat berbagai industri dalam pasar oligopoli. Kelakuan firma akan sangat berbeda apabila dalam pasar hanya ada tiga firma, dengan apabila dalam pasar terdapat lima belas perusahaan. Juga kelakuan firma akan berbeda apabila firma tersebut bersepakat untuk membuat perjanjian membagi-bagi pasar dengan apabila tidak terdapat kesepatan.
Seterusnya sebagian lainnya menghasilkan barang yang sangat sama (identical). Tetapi ada pula firma-firma dalam oligopoli yang menghasilkan barang-barang berbeda corak. Akhirnya sebgai akibat dari jumlah firma yang sangat sedikit, kegiatan setiap firma adalah sangat dipengaruhi oleh kegiatan firma lainnya di dalam industri yang sama. Didalam bertindak setiap firma harus terkebih dulu mempertimbangkan dan menduga reksi firma lain atas tindakan yang kan dijalankannya.

I.    CIRI –CIRI PASAR OLIGOPOLI
1.      Menghasilkan barang standard atau barang berbeda corak
         Ada kalanya perusahaan dalam pasar oligopoli menghasilkan barang standard (standardized product). Industri dalam pasar oligopoli yang demikian banyak sifatnya banyak dijumpai dalam industri yang menghasilkan bahan mentah seperti industri baja dan alumunium dan industri bahan baku seperti industri semen dan bahan bangunan. Di samping itu banyak pula pasar oligopoli yang terdiri dari perusahaan-perusahaan yang menghasilkan barang berbeda corak (differentiated product). Barang seperti itu pada umumnya menghasilkan barang akhir. Contoh dari pasar oligopoli yang menghasilkan barang akhir adalah mobil dan truk, industri rokok, industri pesawat terbang dan sebagainya.
2.         Kekuasaan menentukan harga ada kalanya lemah dan adakalanya sangat tangguh
       Dari dua kemungkinan ini, yang mana yang akan terwujud tergantung pada kerjasama antara firma-firma dalam pasar oligopoli. Tanpa ada kerjasama kekuasaan menentukan harga menjadi lebih terbatas.
3.         Pada umumnya perusahaan oligopoli perlu melakukan promosi iklan
       Iklan secara terus-menerus sangat diperlukan oleh perusahaan oligopoli yang menghasilkan barang yang berbeda corak. Kegiatan promosi secara iklan aktif adalah untuk dua tujuan, yaitu: menarik pembeli baru dan mempertahankan pembeli lama.

2.  PENENTUAN HARGA DAN PRODUKSI TANPA PERSEPAKATAN
Di dalam melihat pemaksimuman keuntungan dalam suatu perusahaan oligopoli, akan         diperhatikan bagaimana tujuan itu akan dicapai apabila perusahaan-perusahaan tidak membuat kesepakatan. Di dalam membuat analisis itu perlulah disadari bahwa walaupun tidak terdapat kesepakatan, setiap perusahaan dalam pasar-sebagai akibat dari jumlahnya yang sangat sedikit- sangat erat kaitannya dan saling mempengaruhi satu sama lain. Maksudnya, setiap tindakan yang dilakukan suatu perusahaan akan menimbulkan implikasi yang nyata kepada perusahaan –perusahaan lainnya. Apabila implikasi tersebut merugikan perusahaan-perusahaan lainnya, maka mereka akan melakukan tindakan balasan.

A.    CIRI PERKAITAN DI ANTARA PERUSAHAAN- PERUSAHAAN

                           Sebagai akibat dari perkaitan dan hubungan saling mempengaruhi yang sangat erat tersebut, perusahaan oligopoli harus membuat perhitungan yang cermat mengenai reaksi dari perusahaan lain apabila ia menurun atau menaikkan harga barangnya. Setiap perusahaan oligopoli menyadari bahwa apabila ia mengubah harga penjualannya, langkah ini sangat mempengaruhi penjualan dari perusahaan-perusahaan lain. Apabila suatu perusahaan menurukan harga, perusahaan-perusahaan lain akan kehilangan langganan karena sebagian dari langganan mereka akan membeli barang yang harganya telah menjadi lebih rendah. Keadaan ini akan mendorong akan mendorong perusahaan lain menurunkan harga, untuk menjaga agar langganan mereka tidak pindah membeli barang dari perusahaan yang mulai melakukan penurunan harga. Dengan demikian, di dalam pasar oligopoli, penurunan harga dari suatu perusahaan berkecenderungan akan menyebabkan perusahaan-perusahaan lain juga melakukan penurunan harga agar tidak kehilangan langganan. 
 
                           Bagaimankah reaksi-reaksi perusahaan-perusahaan lain apabila suatu perusahaan menaikan harga? Sekiranya suatu perusahaan menaikan harga, produksi perusahaan-perusahaan lain menjadi relatif  lebih murah. Sebagai akibatnya perusahaan yang menaikkan harga akan kehilangan langganan, sedangkan perusahaan lain yang tidak menaikkan harga bertambah banyak langganannya. Dengan demikian tidak ada alasan untuk perusahaan lain tersebut
mengubah tingkat harganya. Mereka akan memperoleh keuntungan yang lebih banyak apabila berbuat demikian.

B.     KURVA PERMINTAAN TERPATAH (KINKED DEMAND CURVE)

Berdasarkan kecenderungan yang baru dijelaskan ini, yaitu mengenai reaksi perusahaan-perusahaan lain apabila suatu perusahaan oligopoli mengubah harga barangnya, dapatlah diterangkan bentuk kurva permintaan dari suatu perusahaan oligopoli apabila perusahaan-perusahaantidak melakukan persepakatan.

Keseimbangan Asal
Dalam gambar 1, kurva D1D1

Gambar 1
Kurva Permintaan dalam Oligopoli

Efek Penurunan Harga
Sekiranya perusahaan dalam pasar oligopoli tersebut menurunkan harga penjualannya ke P1, maka permintaan ke atas produksinya akan bertambah. Kalau perusahaan lain tidak turut menurunkan harga, maka permintaan akan bertambah ke tingkat seperti yang ditunjukan oleh titik C1. Pertambahan yang besar ini disebabkan oleh dua faktor : (i) langganan perusolongan ahaan lain yang menghasilkan barang sejenis membeli barang yang harganya telah menurun , dan (ii) seg




Gambar 2
Kurva MR dalam Oligopoli


Gambar 3
Keseimbangan Perusahaan dalam Oligopoli

Berdasarkan kepada analisis diatas dapatlah disimpulkan bahwa dalam pasar oligopoli dimana perusahaan-perusahaan tidak melakukan persepakatan di antara mereka, tingkat harga adalah bersifat rigid, yaitu bersifat sukar mengalami perubahan. Ia cenderung untuk tetap berada pada tingkat harga yang telah ditetapkan pada permulaannya.

  


























3.       BENTUK-BENTUK HAMBATAN MASUK DALAM PASAR OLIGOPOLI

Terdapat jumlah perusahaan yang terbatas di dalam pasar merupakan suatu bukti yang nyata bahwa perusahan-perusahaan baru adalah sangat sukar untuk masuk ke pasar oligopoli. Faktor-faktor penting yang menyebabkan sulit masuk pasar oligopoli adalah:

C.    Skala ekonomis
Skala ekonomis yang dinikmati oleh perusahaan yang terdapat dalam pasar oligopoli dapat menjadi penghambat yang sangat penting kepada perusahaan baru untuk masuk ke dalam industri tersebut. Makin besar jumlah penjualan perusahaan oligopoli tersebut, maka akan seakin efisien kegiatan memproduksinya. Ini akanmenyulitkan masuknya perusahaan baru.
D.  Perbedaan ongkos produksi
Yang dijelaskan di atas adalah ongkos produksi per unit yang berbeda sebagai akibat dari tingkat (jumlah) produksi yang berbeda. Di samping itu ongkos produksi dapat pula berbeda sebagai pada tingkat produksi yang sama. Biasanya pada setiap tingkat produksi, ongkos produksi per unit harus dikeluarkan perusahaan baru adalah lebih tinggi dari perusahaan lama.

Terdapat banyak faktor yang menimbulkan kecenderungan perbedaan ongkos produksi tersebut, yang terpenting ialah
a)      Perusahaan lama dapat menurunkan ongkos produksi sebagai akibat pengetahuan yang mendalam mengenai kegiatan memproduksi yang dikumpulkan dari pengalaman masa lalu.
b)      Para pekerjanya sudah lebih berpengalaman di dalam mengetjakan pekerjaan mereka, dan ini menaikkan produktivitas pekerja, yang selanjutnya memungkinkan penurunan ongkos produksi.
c)      Perusahaan lama sudah di kenal oleh bank, dan para penyedia bahan mentah dan oleh karenanya dapat memperoleh kredit yang lebih dan bahan mentah yang lebih murah.

E.     Keistimewaan Hasil Produksi 

Produk yang dihasilkan oleh perusahaan lama pada umumnya sudah dikenal dan sudah di percaya masyarakat. Untuk dapat menembus dominasi perusahaan lama, perusahaan baru harus dapat menawarkan komoditas lain yang jauh lebih baik. Tanpa upaya tersebut, perusahaan baru akan sulit bertahan di pasar. 

4.  PENILAIAN TEHADAP PASAR OLIGOPOLI 
1.    Efisiensi Penggunaan Sumber Daya 
        Efisiensi penggunaan factor- factor produksi akan tercapai saat marginal revenue cost sama dengan marginal revenue. Keadaan ini hanya mungkin tercapai apabila tingkat harga adalah sama dengan biaya rata-rata yang paling rendah(ditunjukan oleh titik paling rendah dalam kurva AC).

2.    Pengembangan Teknologi Dan Inovasi. 
        Dorongan untuk mengembangkan teknologi dapat terus berlanjut karena perusahaan dalam pasar oligopoli tidak dapat mengandalkan upaya menarik konsumen melalui persaingan harga yang pada akhirnya akan menimbulkan perang harga . 

3.     Tingkat Perolehan Keuntungan 
        Persaingan terutama datang dari perusahaan-perusahaan yang sudah ada dalam industri, dan dengan mengadakan persepakatan persaingan masih dapat dikurangi lebih lanjut. Persaingan yang dapat di batasi ini memungkinkan perusahaan memperoleh keuntungan yang melebihi normal.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Perlindungan Konsumen

A.      PENGERTIAN Perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen B.      AZAS DAN TUJUAN Sebelumnya telah disebutkan bahwa tujuan dari UU PK adalah melindungi kepentingan konsumen, dan di satu sisi menjadi pecut bagi pelaku usaha untuk meningkatkan kualitasnya. Lebih lengkapnya Pasal 3 UU PK menyebutkan bahwa tujuan perlindungan konsumen adalah: Meningkatkan kesadaran, kemampuan, dan kemandirian konsumen untuk melindungi diri Mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara menghindarkannya dari ekses negatif pemakaian barang dan/atau jasa Meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam memilih, menentukan, dan menuntut hak-haknya sebagai konsumen Menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung unsur kepastian hukum dan keterbukaan informasi serta akses untuk mendapatkan informasi Menumbuhkan kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnya

Teori Tingkah Laku Konsumen: Teori Nilai Guna (Utiliti)

TEORI TINGKAH LAKU KONSUMEN : Ø   Alasan pembeli untuk membeli lebih banyak barang pada harga yang lebih rendah dan mengurangi pembeliannya pada harga yang tinggi. Ø   Konsumen menentukan jumlah dan komposisi barang yang dibeli dari pendapatan yang diperoleh Teori tingkah laku konsumen dapat dibedakan da lam dua pendekatan : Pendekatan nilai guna ( Utiliti ) kardinal             Yaitu kenikmatan konsumen dapat dinyatakan secara kuantitatif Pendekatan nilai guna ( Utiliti ) ordinal             Yaitu kenikmatan konsumen tidak dapat dinyatakan secara kuatitatif   Tingkah laku seorang konsumen untuk memilih barang-barang yang akan memaksimumkan kepuasannya ditunjukkan dengan bantuan Kurva kepuasan sama yaitu kurva yang menggambarkan gabungan barang yang akan memberikan nilai guna (kepuasan) yang sama. Teori Nilai Guna (utiliti) Nilai guna adalah kepuasan yang diterima seseorang dari mengkonsumsikan suatu barang.   Kalau kepuasan itu se